Jika ingin mengalahkanya lebih baik terburu buru daripada berhati hati dalam buku "Sang Penguasa" Niccolo Machiavelli
Buku strategi kedua setelah Seni Perang karya Sun Tzu. Kali ini kita akan menyelami isi pikiran dari penulis kelahiran Italia. Banyak sekali yang sudah membahas buku ini. Rekomendasi setelah membaca seni perang, sama sama akan membicarakan tentang startegi, namun berbeda dalam pengaplikasian atau cara mendapatkanya. Akan sangat menarik jka membaca secara full dalam buku aslinya. Karya ini sudah terkenal sedari lama karena isinya yang menarik.
Jika ingin mengalahkanya lebih baik terburu buru daripada berhati hati dalam buku "Sang Penguasa" Niccolo Machiavelli
Awal pertama saya baca tuliasnaya ialah naskah teater yang berjudul "Ketika Iblis Menikahi Perempuan", byuh judulnya menggambrakan betapa surealis tau bahkan absurdnya ketika saya membaca judulnya. Belum sampai saya sempatkan baca naskahnay ecara penuh lalu lupa, biasa kadang kan males baca, ya ngga si. Muncul di Youtub2 beranda dengan judul sebagai tokoh filsafat dengan judul judul yang mayan ekstrem setelah apa ebelum Stoikism ramai di medosos. Terus terusan lewat beranda ahirnya beberapa saya tonton. Barulah beberapa waktu setelahnya iseng iseng nyari di toko oren atas berbagai pertimbangan ahirnya nyari buku ketemulah "sang penguasa". Pertama saya baca apes bukan main, baru jalan sepuluh halamn, buku ketinggalan di dasbord motor tiba tiba hujan deres banget. Pas inget udah basah full bukunya, ahirnya di kipasin full 1 hari 1 malam, terus di pakein tisu dll.
Pada halaman yang paling mayan saya sukai, menyebutkan bahwa setiap nasib berbeda. Sudah menjadi bawaanya manusia kali ya. ini yang mendasari konsepnya kenapa harus di perlukanya pemaksaan. Memang terdengar sadis dan menyeramkan tapi itu yang gagas dalam buku ini. Dalam buku di contohkan seperti raja kepada rakyat tentang kepatuhan.
2. Manusia keras kepala dengan kemaunya sendiri
3. Menjadi makmur ketika keduanya selaras dan gagal makmur ketika keduanya gagal selaras
Kesimpulan
Jika ingin menguasianya Anda perlu mengalahkanya dengan paksa
0 Response to "Jika ingin mengalahkanya lebih baik terburu buru daripada berhati hati dalam buku "Sang Penguasa" Niccolo Machiavelli"
Post a Comment