Alasan pentingnya Memahami orang lain dan ilusi komunikasi dalam buku "Makanya, Mikir!
Saturday, May 10, 2025
Add Comment
Merupakan buku yang berisi panduan berpikir untuk menyelesaikan permaslahan keseharian kita dalam menjalani hidup. Hidup akan bertemu pada simpang kadang banyak dari kita salah mengambil pilihan atau terlalu cepat dan bahkan sampai overthinking semlaman. Salah satu kebanyakan adalah karena memikirkan harus mengambil keputusan yang mana. Sehingga tak tercapai pada keputusan yang tepat. Namun keputusan yang tepat juga diri sendiri yang tau bukan orang lain.
Alasan pentingnya Memahami orang lain dan ilusi komunikasi dalam buku "Makanya, Mikir!
Kenapa banyak masalah terjadi kesalapahaman, tentu banyak faktor yang mengakobatkan. Tapi di mulai dari diri kita jika kita mampu mengetahui atau memahami orang lain, akan lebih meminimalis kesalahn ini terjadi. Ini karena kita hidup selalu bersinggungan dengan orang lain. Sejatinya makhluk soosial tak bisa hidup sendiri dan akan selalu berkaitan dengan orang lain. Entah dalam pekerjaa, perkuliahan, atau bahkan nongkrong dan percintaan, slingkup kecil dalam kelurga ayah atau ibu kita tak jarang punya perbedaan pandangan dalam menilai suatu hal. Meningkat dalam lingup besar di masyarakat pun demikian. Maka tak ada salahnya jika kita mulai mempelajari sejak saat ini.
Kita berkomunikasi juga setiap saat, setiap waktu. Sekecil dalam sebuah hubungan dengan pacar yag dua orang, antar anggota organisasi dan seterusnya.
"Makanya, Mikir!
Buku Makanya, Mikir! Panduan Berpikir untuk Hidup Lebih Bahagia adalah buah karya pengembangan diri yang ditulis oleh Abigail Limuria dan Cania Citta. Terbit pada Januari 2025 oleh Pear Press (Simpul Aksara Grup) di Indonesia. Adalah berisi kumpulan kerangka berpikir (framework) dan studi kasus yang telah diterapkan secara individual oleh penulis dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tujuannya membantu pembaca mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan logis.
Konsentrasi Buku:
Membahas berbagai kerangka berpikir seperti membedakan realita dan preferensi, pola pikir ilmiah, serta prinsip objective-oriented yang berkaitan dengan menimbang fetched dan advantage.
Mengupas cara menentukan tujuan hidup, menyusun argumen, mengatur prioritas, mengambil keputusan dalam karier dan hubungan, menimbang risiko, dan memilah pertemanan.
Disajikan dalam 8 bab dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilengkapi studi kasus yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Manfaat membaca buku ini :
Buku ini membantu pembaca yang mengalami kebingungan atau turbulensi dalam hidup untuk berpikir lebih sistematis dan bijak dalam mengambil keputusan.
Menjadi pengingat pentingnya membangun budaya berpikir kritis, tidak menerima informasi begitu saja, melainkan menggali dan menganalisis secara mendalam.
Tokoh publik seperti Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan apresiasi atas buku ini karena mampu menyederhanakan gagasan kompleks dan memberikan kerangka berpikir yang disiplin dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Pembaca dari berbagai latar belakang, termasuk yang awalnya impulsif dan emosional, merasa terbantu untuk mulai berpikir logis dan kritis setelah membaca buku ini.
Buku ini sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin belajar berpikir lebih bijak dan sistematis, terutama bagi yang ingin meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dan kecerdasan sosial dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Secara ringkas, Makanya, Mikir! adalah panduan praktis untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan logis agar hidup lebih bahagia dan terarah
Pembahasan
1. Jika kamu tidak menyukai sesuatu ubah lah, jika tidak bisa mengubahnya, ubah sikapmu terhadap itu.
Dalam buku Makanya, Mikir!, konsep "Jika kamu tidak menyukai sesuatu, ubahlah; jika tidak bisa mengubahnya, ubah sikapmu terhadap itu" tercermin dalam pendekatan berpikir yang mengajarkan pembaca untuk menghadapi masalah dengan kerangka berpikir yang rasional dan sistematis. Buku ini menekankan pentingnya membedakan antara realitas dan preferensi, serta menggunakan kerangka berpikir seperti analisis cost-benefit dan prinsip objektif untuk mengambil keputusan yang bijak dalam hidup.
Penulis juga mengajak pembaca untuk mengembangkan empati dan kecerdasan sosial agar mampu mengelola sikap dan hubungan dengan orang lain secara lebih baik, yang merupakan bagian dari mengubah sikap terhadap situasi yang tidak bisa diubah secara langsung. Dengan demikian, buku ini memberikan alat dan attitude untuk mengubah cara pandang dan sikap kita terhadap hal-hal yang sulit diubah, sehingga hidup menjadi lebih nyaman dan terarah.
2. Satu masalah terbesar dalam komunikasi adalah ilusi bahwa ia sudah terjadi.
Seringkali komunikasi mengalami kesesatan gara gara kita tidak menanyakan hal kecil atau sepele terlebih dulu, dan mengakibatkan anggapan bahwa lawan bicara mempunyai jawaban demikian dalam benak kepala kita, padahal akan tapi belum di konfirmasi jawabanya kebenranya, jika kita sempatkan bertanya tak butuh waktu lama. Menjadi salah satu yang fatal dalam komunikasi.
Dalam buku Makanya, Mikir!, gagasan bahwa "satu masalah terbesar dalam komunikasi adalah ilusi bahwa ia sudah terjadi" berkaitan dengan pentingnya kesadaran dan kejelasan dalam proses komunikasi. Buku ini mengajarkan pembaca untuk tidak menganggap komunikasi sudah berhasil hanya karena sudah terjadi interaksi verbal, melainkan harus memastikan bahwa pesan benar-benar dipahami dan tidak terjadi miskomunikasi.
Penulis menekankan pentingnya berpikir kritis dan menggunakan kerangka berpikir yang sistematis agar komunikasi menjadi efektif, termasuk menghindari asumsi-asumsi yang salah dan memastikan bahwa realitas dan preferensi tidak tercampur dalam komunikasi. Hal ini membantu mengurangi kesalahpahaman yang muncul dari ilusi bahwa komunikasi sudah terjadi padahal sebenarnya belum terjadi pemahaman yang sesungguhnya.
Dengan demikian, buku ini mengajak pembaca untuk lebih sadar dan reflektif dalam berkomunikasi, memastikan pesan tersampaikan dengan jelas dan diterima sebagaimana mestinya, bukan hanya sekadar terjadi exchange tanpa hasil yang nyata.
3. Dosa terbesarmu adalah menghiantai diri untuk hal yang sia sia.
Dalam konteks buku Makanya, Mikir!, pernyataan "Dosa terbesarmu adalah menghiantai diri untuk hal yang sia-sia" mengandung makna bahwa membiarkan diri terjebak atau terikat pada hal-hal yang tidak berguna atau tidak membawa manfaat adalah kesalahan besar dalam cara berpikir dan menjalani hidup. Buku ini menekankan pentingnya berpikir kritis dan memilih fokus yang tepat agar energi dan waktu tidak terbuang sia-sia pada hal-hal yang tidak produktif atau tidak bermakna.
Dengan kata lain, buku ini mengajak pembaca untuk menyadari bahwa salah satu "dosa" terbesar dalam hidup adalah mengorbankan diri dan potensi untuk hal-hal yang tidak membawa kemajuan atau kebahagiaan sejati. Oleh karena itu, penting untuk mengubah pola pikir dan sikap agar tidak terperangkap dalam kebiasaan atau pilihan yang sia-sia, melainkan mengarahkan hidup pada tujuan yang lebih bermakna dan bermanfaat[berdasarkan konteks pengembangan diri dan berpikir kritis dalam buku Makanya, Mikir!].
Kecerdasan sosial : buat apa pintar kalau nyebelin.
Dalam buku Makanya, Mikir!, ungkapan "Buat apa pintar kalau nyebelin?" menggarisbawahi pentingnya kecerdasan sosial selain kecerdasan intelektual. Buku ini menjelaskan bahwa pintar secara intelektual saja tidak cukup jika seseorang tidak mampu berinteraksi dengan baik dan menyenangkan dalam hubungan sosial. Kecerdasan sosial-kemampuan untuk berempati, berkomunikasi efektif, dan menavigasi konflik-adalah kunci agar pengetahuan dan kepintaran kita bisa diterima dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menekankan bahwa sering kali masalah dalam hidup dan hubungan sosial bukan karena kejahatan orang lain, melainkan karena kurangnya kemampuan untuk berpikir dengan jernih dan berkomunikasi dengan tepat. Oleh karena itu, buku ini memberikan kerangka berpikir dan alat untuk memperbaiki pola komunikasi dan membangun hubungan yang lebih harmonis. Dengan kata lain, kecerdasan sosial melengkapi kecerdasan intelektual agar kita tidak hanya "pintar" tapi juga tidak membuat orang lain merasa tidak nyaman atau "nyebelin
Identitas buku :
Judul : Makanya, Mikir! Panduan berpikir untuk hidup lebih bahagia
Penulis : Abigail Limura I Cania Citta
Penerbit : PT Simpul Aksara Grup
Tahun terbit :
Cetakan pertama : Januari 2025
Cetakan kedua Febuari 2025
Jumlh halaman / Tebal Buku : 295 Hlmn / 13,5 x 20cm
ISBN : 978-623-89440-2-5
Kota Terbit : Jakarta Pusat, DKI Jakarta
0 Response to "Alasan pentingnya Memahami orang lain dan ilusi komunikasi dalam buku "Makanya, Mikir! "
Post a Comment