Kekhawatiran yang dirasakan oleh orang-orang di usia 20-an ketika dihadapkan pada sejumlah pilihan belanja, khususnya dalam konteks digital dan selama pandemi, semakin mendorong perilaku berbelanja secara impulsif. Hal ini dapat dilihat sebagai bagian dari mekanisme mental untuk mengatasi rasa kecemasan dan ketidakpastian tentang masa depan, yang seringkali dialami pada fase krisis seperempat hidup.
FOMO muncul akibat kecenderungan manusia untuk melakukan perbandingan dengan orang lain dan hasrat untuk tetap terhubung secara sosial agar tidak merasa terasing, terutama di zaman media sosial yang seringkali menunjukkan banyak pengalaman positif orang lain secara terbuka. Media sosial berperan sebagai "bahan bakar" utama yang memperkuat perasaan ini, karena orang-orang lebih sering membagikan momen-momen yang menyenangkan dan menarik, yang dapat memicu kecemasan atau ketakutan akan kehilangan kesempatan berharga.
Selain itu, FOMO juga berhubungan dengan kebutuhan psikologis dasar manusia yang meliputi kompetensi, otonomi, dan hubungan sosial yang mungkin belum terpenuhi, sehingga mendorong individu untuk terus memantau dan mengikuti kegiatan orang lain agar merasa terlibat dan tidak ketinggalan. Fenomena ini semakin meluas berkat kemudahan akses internet, penggunaan ponsel pintar, dan platform media sosial yang membuat informasi dan pengalaman orang lain dapat diakses kapan saja.
Munculnya dan berkembangnya media sosial yang menampilkan pengalaman orang lain secara terbuka.
Kebutuhan psikologis dasar manusia untuk terhubung dan mendapatkan pengakuan sosial.
Kecenderungan untuk terus membandingkan diri dengan orang lain.
Kemudahan akses terhadap informasi digital yang memicu keinginan untuk selalu update agar tidak ketinggalan.
Sering buang-buang duit di usia 20-an disebabkan
Mengutamakan gaya hidup dan FOMO (Fear of Missing Out)
Kaum muda biasanya ingin mengikuti mode terbaru, membeli produk bermerek, atau menikmati makanan di tempat populer supaya tidak merasa tertinggal. Akibatnya, mereka sering bersedia berhutang untuk mempertahankan gaya hidup ini.
Tidak mencatat pengeluaran dan pemasukan
Kurangnya pencatatan menyebabkan pengeluaran tidak teratur, sehingga uang dapat cepat habis tanpa disadari dan mengakibatkan kebutuhan yang sebenarnya tidak penting.
Membeli barang baru hanya karena barang tersebut baru
Kebiasaan untuk membeli gadget atau produk baru tanpa memikirkan kebutuhan yang sebenarnya mengakibatkan pengeluaran yang tidak perlu.
Belanja barang diskon yang sebenarnya tidak dibutuhkan
Penawaran dan diskon sering kali mendorong orang untuk membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan, sehingga uang terbuang percuma.
Lebih sering makan di luar rumah
Kebiasaan untuk makan di restoran atau membeli makanan siap saji lebih mahal dibandingkan memasak di rumah, membuat pengeluaran menjadi lebih besar.
Beban hutang yang bertumpuk
Hutang dari kartu kredit, pinjaman online, atau bentuk utang konsumtif lainnya yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan stres keuangan dan membuat uang cepat habis.
Minimnya pemahaman mengelola keuangan
Kurangnya pengetahuan dalam mengatur keuangan membuat keputusan finansial sering kali kurang bijak dan boros.
Tidak memiliki dana darurat dan tujuan finansial
Ketidakadaan dana darurat serta tujuan keuangan jangka panjang membuat pengeluaran menjadi tidak terencana dan mudah boros.
---
Pilihan pembelian penting sebelum usia 30 tahun
Terutama menyangkut aset dan investasi yang dapat memberikan kestabilan finansial untuk jangka panjang. Berikut ini beberapa pilihan utama yang sangat dianjurkan:
1. Membeli Rumah atau Hunian Pribadi
Memiliki rumah sebelum mencapai usia 30 tahun dianggap sangat penting sebab rumah merupakan aset penting yang memberikan keamanan dan kestabilan. Untuk mencapainya, perlu ada perubahan dalam gaya hidup, membuat anggaran bulanan, serta memanfaatkan instrumen investasi untuk menabung uang muka. Selain itu, menggunakan program KPR dengan suku bunga rendah dari bank bisa membantu meringankan cicilan.
2. Investasi Sejak Dini
Memulai investasi di usia muda sangat disarankan untuk meningkatkan nilai uang dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Jenis investasi yang bisa dipertimbangkan di usia 20-an termasuk saham, obligasi, reksa dana, emas, dan properti. Diversifikasi dalam portofolio investasi juga penting untuk meminimalkan risiko.
3. Menabung dan Mengelola Keuangan dengan Baik
Menyusun anggaran bulanan, mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan, serta berkomitmen untuk menabung adalah langkah awal yang sangat penting. Ini membantu mencegah pemborosan dan memastikan bahwa dana tersedia untuk pembelian penting seperti rumah atau investasi.
4. Mengelola Utang Secara Bijak
Hindari mengakumulasi utang konsumtif dan gunakan utang produktif seperti KPR atau pinjaman untuk modal usaha. Membuat rencana pelunasan utang yang jelas juga sangat penting agar kondisi keuangan tetap sehat.
---
Kenapa jangan mengutamakan fomo untuk tiap pembelian yang kamu lakukan
FOMO (Fear of Missing Out) sebaiknya dihindari dalam setiap transaksi karena bisa memicu keputusan yang impulsif dan merugikan secara finansial. Berikut beberapa alasan mengapa FOMO berbahaya dalam pengambilan keputusan pembelian:
Mendorong Pembelian Impulsif: Rasa cemas dan takut kehilangan tren atau penawaran menarik yang disebabkan FOMO bisa mendorong seseorang untuk berbelanja tanpa mempertimbangkan dengan seksama. Tingkat FOMO yang tinggi berkaitan langsung dengan peningkatan perilaku membeli secara impulsif.
Kecemasan dan Emosi Negatif: Orang yang merasakan FOMO sering kali merasa cemas dan takut kehilangan pengalaman yang dinikmati orang lain. Perasaan ini memicu reaksi emosional yang kuat, mendorong mereka untuk segera membeli barang atau jasa agar tidak tertinggal.
Pengaruh Media Sosial: Media sosial memperkuat FOMO dengan menyediakan akses yang cepat dan mudah ke informasi mengenai aktivitas teman atau influencer. Hal ini menimbulkan tekanan untuk tetap mengikuti tren terbaru, yang sering kali menghasilkan pembelian yang tidak perlu.
Tidak Memikirkan Konsekuensi: Pembelian yang dilakukan secara impulsif akibat FOMO sering kali dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak finansial jangka panjang. Mereka mungkin membeli produk hanya karena merasa takut tertinggal, tanpa memikirkan apakah kebutuhan mereka benar-benar ada atau jika mereka mampu membelinya.
Gaya Hidup Hedonis: FOMO sangat berkaitan dengan cara hidup yang mengejar kenikmatan, di mana seseorang mencari kepuasan psikologis melalui pembelian. Ini dapat menyebabkan pengeluaran yang berlebihan dan pemborosan.
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara FOMO dan pembelian impulsif di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengatasi FOMO agar bisa membuat keputusan membeli yang lebih bijaksana dan sesuai dengan kebutuhan serta kondisi keuangan.
Tips Menghindari FOMO dalam Pembelanjaan
Tentukan apa yang benar-benar penting bagi dirimu sendiri
Fokuslah pada kebutuhan dan prioritas pribadi, alih-alih hanya mengikuti tren atau tekanan dari orang lain.
Buat rencana dan tujuan keuangan yang terperinci
Dengan merumuskan tujuan keuangan, seperti menabung untuk membeli rumah atau berlibur, kamu bisa lebih terfokus dan tidak mudah tergoda untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan.
Ambil jeda sebelum melakukan pembelian
Terapkan aturan untuk menunggu selama 24 jam sebelum membeli barang yang tidak terlalu diperlukan. Ini membantu mencegah keputusan yang bersifat impulsif.
Kurangi penggunaan media sosial
Minimalkan mengikuti konten dari influencer atau marketplace yang sering menimbulkan hasrat untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Susun daftar prioritas kebutuhan
Pisahkan kebutuhan mendasar dari keinginan yang muncul karena FOMO, dan utamakan pengeluaran untuk hal-hal yang benar-benar penting.
Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan
Lakukan penelitian dan evaluasi terlebih dahulu sebelum membeli agar pengeluaran tetap terjaga dan tidak terjebak dalam tren sementara.
Hindari perbandingan dengan orang lain
Fokus pada situasi dan kemampuan keuangan diri sendiri agar tidak merasa kurang dan terbujuk untuk membeli sesuatu hanya karena orang lain memilikinya.
Pertimbangkan dengan matang sebelum melakukan pembayaran
Tanyakan kepada diri sendiri apakah barang itu benar-benar diperlukan dan jika keuangan cukup sebelum menyelesaikan transaksi.
Cari pilihan yang lebih ekonomis
Contohnya, jika ingin menjalani gaya hidup sehat, bisa memilih program olahraga online gratis daripada bergabung dengan gym yang mahal.
Pilih barang yang tahan lama daripada mengikuti tren sementara
Utamakan barang yang memiliki daya guna jangka panjang dan dapat dipakai bertahun-tahun alih-alih barang yang hanya sedang populer untuk waktu singkat.
0 Response to "Jangan mengutamakan fomo untuk tiap pembelian yang kamu lakukan "
Post a Comment