Kamu lebih suka jadi Mahasiswa akademik atau Mahasiswa aktivis? - tajukkisto

Kamu lebih suka jadi Mahasiswa akademik atau Mahasiswa aktivis?

Mahasiswa akademik adalah mereka yang menghargai prestasi akademik atau disebut juga dengan IPK atau IPK. Ciri khas mereka adalah belajar, mengerjakan pekerjaan rumah, pergi ke perpustakaan, membaca berbagai literatur, mengenal buku pelajaran dan majalah.

Mahasiswa aktivis adalah mahasiswa yang lebih fokus berorganisasi di dalam dan di luar kampus. Rapat organisasi, rapat komite, rapat koordinasi, rapat evaluasi program, penggalangan dana dan perancangan program kegiatan organisasi merupakan bagian dari kegiatan sehari-hari.  

Mahasiswa aktivis masih  kuliah, tapi kadang belum 100% karena sering harus mengurus organisasi. Sobat, pilih yang mana? 


Kamu lebih suka jadi Mahasiswa Akademik atau Mahasiswa Aktivis?




Jika anda masih bingung  memilih yang mana, semoga artikel ini dapat memberikan  jawabannya. Mohon berikan setidaknya sedikit informasi agar saya dapat memilih dengan lebih aman. Baik mahasiswa akademis maupun aktivis mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tergantung teman mana yang kamu sukai. Karena tidak ada yang lebih agung dan bergengsi dari ini. Ayo belajar bersama.

 


Sebelum teman Anda memutuskan menjadi akademisi atau aktivis mahasiswa, pertimbangkan  hal berikut: 

1. Tujuan kelulusan Berapa IPK yang ingin dicapai setelah lulus?




 Mau dapat gelar kehormatan, cukup 3 SKS, atau  penting bagi kamu untuk lulus?. Kalau teman incaranmu punya IPK tinggi, kamu akan diberi gelar kehormatan Masu .

 Jadi pilihannya jelas. Menjadi mahasiswa akademis. Penekanan pada perkuliahan dan kegiatan turunannya. Kalau teman-teman berambisi mengurus organisasi.

 Waktu belajar temanku diambil. Bagaimana jika temanmu tidak  pandai mengatur waktu?

 Tugas sekolah temanmu bisa jadi menyusahkan. Sebaliknya, jika teman Anda tidak terlalu memikirkan  kelulusan atau kelulusan IPK atau gelarnya. Izinkan teman Anda memilih menjadi aktivis mahasiswa.

 Karena  mahasiswa aktivis biasanya menghabiskan sebagian masa kuliahnya untuk menjalankan organisasi. Dalam banyak kasus, Anda akan dihargai dengan IPK yang rendah.

 Apakah menjadi mahasiswa aktivis berarti IPK rendah?

 Belum tentu.

 Saya punya teman aktivis yang menjalankan dua atau tiga organisasi dan masih bisa lulus dengan IPK bagus.

 Memang tidak banyak, tapi ada.

 Tergantung bagaimana ia mengatur waktu dan aktivitasnya.

 

2. Tujuan Pasca Kelulusan 



Hal berikutnya yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan apakah akan menjadi mahasiswa akademis atau  aktivis adalah tujuan pasca kelulusan teman Anda.

 Jika tujuanmu setelah lulus adalah bekerja dalam kelompok atau mendapatkan pekerjaan yang membutuhkan IPK tinggi, sebaiknya temanmu adalah seorang mahasiswa akademis.

 Profesi dan pekerjaan yang memerlukan IPK tinggi antara lain dosen, peneliti, spesialis, dan ilmuwan.

 Pekerjaan-pekerjaan tersebut memerlukan pemahaman keilmuan yang cukup, sehingga nilai rata-rata menjadi salah satu indikatornya.

 Misalnya, hal ini tidak mungkin dilakukan oleh seorang peneliti dengan IPK hanya 3,10 dan nilai C dalam matematika dan statistik.

 Harus memperoleh nilai A atau setidaknya B dalam mata pelajaran matematika dan statistika dengan nilai rata-rata minimal 3,75.

 Sebaliknya, jika teman Anda memiliki tujuan pasca-kelulusan untuk mengejar karier yang tidak memerlukan IPK setinggi itu, atau lebih tertarik menekuni  wirausaha, tanyakan kepada mahasiswa aktivis Menjadi adalah pilihan yang patut dipertimbangkan.

 .

 Contoh pekerjaan yang sebenarnya tidak memerlukan IPK tinggi adalah: B.

 Pekerjaan sukarela dengan organisasi nirlaba, manajer layanan lapangan, dll.

 Pekerjaan ini memerlukan keterampilan, kerja sama tim, dan daya tahan yang lebih tinggi ketika bekerja di bawah tekanan.

 

3. Personal Passion



Jika Anda memiliki passion  pada bidang yang  membutuhkan  IPK tinggi,  saya sangat merekomendasikan untuk menjadi mahasiswa akademis.

 Namun jika passion Anda terletak pada bidang yang tidak  membutuhkan  IPK setinggi itu, menjadi mahasiswa aktivis adalah sebuah keputusan bijak.

 Menemukan passion memang tidak mudah, namun tetap penting.

 Jangan biarkan aktivitas yang Anda lakukan sambil belajar sesuai dengan minat Anda.

 Ditambah lagi, teman-teman saya tidak bisa menikmati ceramahnya.

 Teman juga cepat kehilangan semangat.

 Yang lebih buruk adalah setelah Anda lulus, Anda mungkin bisa meninggalkan pendidikan perguruan tinggi dan mengejar minat Anda.

 Jadi, mau tahu di mana letak passion temanmu yang sebenarnya? 

Temukan sekarang.

 Jika Anda sudah tahu di mana letak minat teman Anda, kami ingin mendengar pendapat Anda.

 Apakah Anda menyasar kelompok yang membutuhkan  IPK tinggi?

 Selanjutnya Anda bisa memilih ingin menjadi mahasiswa seperti apa.


 4.  Apa yang ideal?




 Idealnya tentu saja teman Anda tidak hanya mempunyai IPK tinggi dan berprestasi, tapi juga aktif berorganisasi.

 Agar hard skill (kemampuan akademik) dan soft skill (kemampuan non akademik) dapat diperkuat.

 Keduanya sama-sama penting dan patut diperebutkan.

 Keduanya sama-sama penting untuk  pekerjaan yang bermakna, gaji yang stabil, dan tentu saja pengembangan karier yang baik.

 Sebagian dari Anda mungkin penasaran dengan apa yang disebut dengan IPK tinggi.

 Jawabannya relatif.

 Namun, IPK tinggi umumnya didefinisikan sebagai kisaran di atas 3,50.

 Namun tingkat kesulitan dalam bersaing untuk masuk berbeda-beda tergantung jurusan dan program studi.

 



5. Jalan Tengah 





Dari uraian di atas, nampaknya kehidupan seorang akademisi dan kehidupan seorang aktivis adalah dua hal yang bertolak belakang. Jika memilih menjadi mahasiswa akademis, jangan terlalu aktif sebagai mahasiswa aktif. Dan sebaliknya, jika anda memutuskan  menjadi mahasiswa aktivis, anda harus siap dengan prestasi akademik yang rendah. Sebenarnya, kami bukanlah teman yang baik.
 Memang benar, mahasiswa akademis dan mahasiswa aktivis adalah dua hal yang bertolak belakang.
 Namun kenyataannya, kedua hal inilah yang menjaga keseimbangan kepribadian dan kemampuan kita.
 Seperti kutub utara dan selatan bumi. Membantu menyeimbangkan bumi, menarik jarum kompas utara dan selatan, dan pada akhirnya menentukan arah yang akurat.
 
Hal yang sama berlaku untuk universitas.
Menjadi mahasiswa akademis dan mahasiswa aktif hendaknya berjalan beriringan tanpa saling bentrok.
Bagi teman-teman kuliah, saya anjurkan untuk fokus pada tujuan IPK yang ingin dicapai.
Namun bergabunglah dengan organisasi yang mendukung pengembangan  akademis dan passion Anda.
 Pilihlah organisasi yang mempertemukan orang-orang yang mempunyai semangat dan visi untuk belajar bersama dengan teman-teman.

Beginilah cara konferensi dan organisasi dapat saling mendukung.
Misalnya, jika Anda ingin menjadi peneliti atau dosen setelah lulus, Anda akan tergabung dalam organisasi yang fokus pada bidang tersebut.
Misalnya, jika SMA Anda mempunyai KIR untuk kegiatan ekstrakurikuler, Anda bisa bergabung dengan organisasi tersebut.
Jika sobat ingin menjadi seorang penulis, blogger, atau seseorang yang dekat dengan dunia tulis menulis dan jurnalistik.

Oleh karena itu, sebaiknya teman-teman bergabung dengan organisasi penulisan dan jurnalisme di seluruh dunia.
Jangan bergabung dengan organisasi yang tidak mendukung cita-cita temanmu.
Contoh: Maaf, teman saya ingin menjadi dosen atau peneliti, tapi dia ikut  paduan suara atau klub dansa.
Kira-kira seperti ini Sekali lagi, jangan bergabung dengan organisasi yang tidak mendukung cita-cita dan passion teman Anda. Karena hal seperti ini biasanya  tidak  saling menguatkan.

0 Response to " Kamu lebih suka jadi Mahasiswa akademik atau Mahasiswa aktivis?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel